Sabtu, 28 November 2009

2012

Hah kiamat 2012,,,,...???? apa benar akan terjadi kiamat,. untuk mengetahui hal itu marilah qt simak artikel yg saya ambil dari http://langitselatan.com/

Katanya, kalender Maya akan berhenti tahun 2012, dan kemudian jadi semacam agama dan kepercayaan baru, mengalahkan kepercayaan yang ada di masyarakat. Mengabaikan semua alasan saintifik dan pada akhirnya membawa masyarakat pada kekhawatiran baru. Lupakan Nostradamus, Y2k, dan semua prediksi kiamat lainnya, karena sekali lagi menurut ramalan 2012, planet X akan kembali dan menghancurkan Bumi.


Ok … kita berhenti dulu di sini dan mari kita telaah setiap alasan yang muncul tentang kiamat 2012 ini. Dan bagi Anda para penggemar nubuat Kalender Maya, saya punya berita buruk untuk Anda semua. Tidak akan ada kiamat di tahun 2012 … dan ini alasannya, silakan disimak.



Kalender Maya

Apa itu kalender Maya? Ini merupakan kalender yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya pada kisaran 250-900 M. Bukti kehadiran peradaban Suku Maya ini bisa dilihat dari sisa kerajaannya di hampir semua bagian selatan Meksiko, Guatemala, Belize, El Savador, dan sebagian Honduras.

Dari bukti-bukti sejarah, masyarakat suku Maya memang memiliki kemampuan menulis yang baik dan juga kemampuan untuk membangun kota dan perencanaan kota. Dalam hal membangun, Suku Maya terkenal dengan bangunan piramida dan berbagai bangunan besar lainnya. Tak hanya itu, dalam kebudayaan, peradaban suku Maya memberi pengaruh yang sangat besar pada kebudayaan Amerika Tengah. Pengaruh itu bukan hanya dalam hal peradaban namun juga dalam hal populasi pribumi di area tersebut. Sampai saat ini, sejumlah Suku Maya masih tetap ada dan meneruskan tradisi mereka yang telah berumur ribuan tahun itu.
Suku Maya dalam kehidupannya menggunakan beberapa kalender berbeda. Bagi mereka, waktu merupakan penghubung dengan lingkaran spiritual. Kalender memang digunakan untuk hal-hal praktis seperti untuk kehidupan sosial, pertanian, perdagangan dan berbagai keperluan administratif. Namun dipercaya ada elemen religi yang besar di dalamnya yang memberi pengaruh. Bagi suku Maya, setiap hari memiliki ruh pelindung yang berbeda sehingga setiap hari memiliki fungsi yang berbeda pula. Sangat berbeda dengan kehidupan modern dengan kalender Gregorian yang hanya menetapkan kalender sebagai waktu yang terkait dengan hal-hal administratif, kehidupan sosial dan keperluan ekonomi.

Kebanyakan kalender Maya memiliki rentang waktu pendek.

* Kalender Tzolk’in berakhir dalam 260 hari
* Kalender Haab’ memberi perkiraan 1 tahun Matahari yakni 365 hari.

Suku Maya kemudian menggabungkan kedua kalender ini membentuk “Calendar Round”, siklus yang akan berakhir setelah 52 Haab (sekitar 52 tahun atau kisaran panjangnya satu generasi). Di dalam “Calendar round” terdapat Trecena ( siklus 13 hari) dan Veintena (siklus 20 hari). Tampaknya, sistem siklus ini berlaku dengan mempertimbangkan jumlah hari dalam 52 tahun adalah 18980 hari.

Untuk bangsa Maya, sains dan agama adalah satu. Mereka membangun sistem matematika dan astronomi yang cukup impresif, terkait dengan kepercayaan mereka. Pencapaian dalam hal matematika bisa dilihat pada notasi posisi dan penggunaan angka nol. Dalam astronomi, mereka secara akurat menghitung tahun Matahari, melakukan kompilasi tabel posisi bulan dan Venus, serta memprediksi Gerhana Matahari. Suku Maya juga memiliki penanggalan untuk “siklus Venus” yang cukup akurat. Kalender Venus ini dibuat berdasarkan lokasi Venus di langit malam. Hal yang sama tampaknya juga dilakukan pada planet-planet lainnya.

Sistem “Calendar Round” ini memang sangat baik untuk mengingat hari kelahiran atau periode keagamaan. Namun, untuk merekam sejarah, kalender ini tak bisa dijadikan patokan karena tak dapat merekam kejadian yang lebih tua dari 52 tahun.

Akhir Perhitungan Panjang = Akhir Dunia?



Karena tak bisa merekam kejadian sejarah yang lebih tua dari 52 tahun, Suku Maya punya solusi lain. Dengan metode yang cukup inovatif, mereka bisa memperluas jangkauan “Calendar Round” yang tadinya cuma 52 tahun itu.

Sampai di titik ini, kalender Maya akan tampak sangat kuno, bahkan bisa dikatakan dibuat hanya berdasarkan kepercayaan religi, siklus bulan, kalkulasi matematika dengan siklus atau unit 13 dan 20 sebagai dasar perhitungan disertai campuran kepercayaan mitologi. Satu-satunya prinsip kalender yang memiliki korelasi dengan kalender modern hanyalah Haab yang mengenali panjang tahun Matahari yakni 365 hari. Sebagai jawaban atas penanggalan yang lebih panjang, Suku Maya membuat sistem penanggalan “Long Count” atau “Perhitungan Panjang”, kalender yang akan berakhir setelah 5126 tahun.

Sistem penanggalan Maya untuk “Long Count” ini memang menarik, dan secara numerik dapat diprediksi dan bisa dengan akurat menunjuk pada penanggalan dalam sejarah. Penanggalan ini bergantung pada basik perhitungan dengan unit 20. Kalender modern saat ini menggunakan dasar perhitungan dengan unit 10.

Nah bagaimana perhitungannya?

Tahun dalam “Long Count” kalender Maya, dimulai dari 0.0.0.0.0. Tiap angka 0 merepresentasikan angka 0-19, dan setiap angka merepresentasikan perhitungan hari-hari suku Maya.

Untuk hari pertama, kalendernya akan seperti ini : 0.0.0.0.1 dan pada hari ke-19 akan menjadi 0.0.0.0.19. Jika mencapai angka 20, kalendernya akan jadi : 0.0.0.1.0. Perhitungan ini akan menunjukkan 0.0.1.0.0 untuk satu tahun dan 0.1.0.0.0 untuk kisaran 20 tahun dan 1.0.0.0.0 utuk kisaran 400 tahun. Maka, penanggalan 2.10.12.7.1 akan melambangkan penanggalan untuk hari ke-1 di bulan ke-7 dan tahun 1012.

Lantas, apa hubungannya dengan akhir dunia?

Suku Maya sangat terobsesi dengan waktu. Pemahaman dan prediksi berbagai siklus waktu akan memberi mereka kemampuan untuk mengadaptasinya dalam kehidupan di dunia. Menurut kosmologi bangsa Maya, dunia ini telah diciptakan 5 kali dan dihancurkan 4 kali. Dalam skala yang sementara, berbagai hari di dalam satu tahun dianggap cocok untuk aktivitas tertentu, sedangkan sebagian lainnya merupakan ketidakberuntungan.

Nah, menurut kepercayaan suku Maya, sesuatu yang buruk akan terjadi jika kalender “Long Count” berakhir. Berbagai pembagian dilakukan para ahli, namun karena suku Maya mendasarkan perhitungan numerik pada siklus 13 dan 20, maka bisa jadi hari terakhir kalender mereka adalah 13.0.0.0.0. Kapankah itu? Angka 13.0.0.0.0 merepresentasikan 5126 tahun dan “Long Count” ini berawal pada 0.0.0.0.0 yakni 11 Agustus 3114 SM menurut penanggalan Gregorian.

Nah, dengan demikian, kalender Maya akan berakhir 5126 tahun kemudian, yakni 21 Desember 2012. Inilah yang jadi dasar pemikiran tentang kiamat di tahun 2012.

Akhir Dunia
Sepertinya, saat sesuatu itu berakhir, termasuk ketika perhitungan kalender kuno berakhir, masyarakat cenderung berpikir pada kemungkinan ekstrem bahwa peradaban juga akan ikut berakhir. Entah dengan cara apa dunia akan berakhir. Berbagai argumentasi bermunculan, antara lain Bumi akan ditabrak oleh sebuah planet, asteroid, atau entah bencana apalagi. Intinya, jika kalender ini berakhir maka Bumi akan tersapu dan hancur.

Ahli arkeologi dan juga orang-orang yang keahliannya pada hal mitologi percaya bahwa akan ada era pencerahan yang muncul jika 13.0.0.0.0 tiba. Dan ini juga tidak berarti akan kiamat atau apa pun. Tidak ada bukti yang menunjukkan dunia akan berakhir. Bahkan, jika memang ada, maka suku Maya bisa dikatakan berhasil memprediksikan sebuah keajaiban religius.

Mitos terus berkembang, bahkan film Indiana Jones and the Kingdom of Crystal Skull sepertinya dibuat berdasarkan mitos suku Maya. Dikatakan, 13 tengkorak kristal akan dapat menyelamatkan kemanusiaan dari kiamat. Mitos di film ini mengatakan jika ke-13 tengkorak kuno ini tidak diletakkan bersama pada waktu tertentu, Bumi akan bergeser dari sumbunya. Menarik memang untuk sebuah film, bisa meraih penontonnya yang mudah percaya pada mitos ….

Tak hanya itu. Mitos yang berkembang mengatakan bahwa Bumi akan dihancurkan oleh tabrakan Planet X, tabrakan meteorit, dihisap lubang hitam, dibunuh oleh flare Matahari, Bumi hancur oleh ledakan sinar gamma dari sistem bintang, datangnya zaman es yang lebih cepat dan pergeseran kutub magnet. Bahkan setiap prediksi disertai bukti-buktinya sendiri. Dan pada akhirnya begitu banyak pengikut kiamat 2012 ini. Sayangnya tak satu pun argumentasi yang diberikan itu bisa dibuktikan kebenarannya.

Fakta yang ada menyatakan Nubuat Kiamat Suku Maya murni berdasarkan kalender yang memang tidak didesain untuk menghitung penanggalan setelah 2012. Hal ini disebabkan karena suku Maya mendasarkan perhitungan pada siklus 13 dan 20.

Arkeo-astronom Maya bahkan masih memperdebatkan masalah kalender “Long Count” ini. Pertanyaannya, apakah kalender ini akan kembali ke 0.0.0.0.0 setelah 13.0.0.0.0 atau akan terus berlanjut sampai 20.0.0.0.0 (sekitar 8000M) dan kemudian kembali ke 0.0.0.0.0?

Mengutip kata-kata Karl Kruszelnicki dalam “Great Moments in Science“:

“ … ketika Kalender mengakhiri siklusnya, ia akan berputar kembali ke siklus berikutnya. Dalam masyarakat modern, setiap tanggal 31 Desember tidak diakhiri dengan akhir dunia, namun dilanjutkan oleh siklus berikut yakni 1 Januari. Karena itu, 13.0.0.0.0 dalam kalender Maya akan diikuti oleh 0.0.0.0.1 atau 22 desember 2012, yang hanya menyisakan beberapa hari untuk berbelanja keperluan Natal.”

Siklus kalender Maya boleh berakhir, namun siklus baru akan kembali berulang … dan membawa hari baru bagi penghuni Bumi.

Baca selengkapnya......

Sabtu, 18 Juli 2009

The Sun

Matahari tampak seperti bola pijar di langit yang bergerak dari timur dan tenggelam ditengah warna kemerahan langit di ufuk barat . Dari telaah spektrum matahari diketahui bahwa matahari adalah bola gas raksasa dengan komposisi utama berupa gas hidrogen, unsur yang paling ringan dan sederhana. Bintang lain yang merupakan kembaran matahari adalah bintang 18 scorpii dengan jarak 46 tahunn cahaya. Bintang ini mempuyai kelas spektrum sama dan hanya 5% lebih terang luminositasnya. Keanggunan matahari terlihat saat terjadinya gerhana matahari total. Struktur lengkungan –lengkungan / streamer dan garis –garis yang dinamis merentang sampai beberapa kali ukuran matahari itu sendiri. Tentu saja dilarang keras melihat langsung matahari ketika tidak terjadi gerhana mth total karena dapat menyebapkan kebutuhan secara permanen .


Struktur umum matahari dapat dua dibagi yaitu atmosfer pada bagian luar dan interiornya. Struktur dalam atau interior merupakan bagian yang tidak terlihat langsung terdiri dari inti, lapisan radiatif dan lapisan konveksi. Penamaan kedua lapisan keluar sesuai dengan energi dihantarkan ke luar; yaitu secara radiatif dan konfektif. Sedangkan atmosfer matahari terbagi menjadi daerah utama, yaitu fotosfer, kromosfer dan korona. Lapisan atmosfer merupakan daerah yang dapat terlihat langsung dengan mata. Meskipun demikian mata manusia bekerja dalam riak panjang gelombang yang sangat terbatas, yaitu daerah kasat mata (white-light), sehingga diperlukan berbagai alat bantu dan penapis untuk melihat aktifitas atau kenampakan matahari di luar keterbatasan tersebut. Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari sekaligus melihat aktifitas matahari dalam setiap lapisan atmosfer dipakai bermacam-macam filter. Salah satunya adalah dengan filter yang bekerja dalam riak panjang gelombang tampak juga dapat mengurangi intensitas atau kuat cahayanya menjadi 1/100.000 kali. Kepekatan tersebut aman untuk melihat matahari dengan mata telanjang secara langsung. Dengan bantuan filter tersebut, terlihat piringan matahari berwarna terang dengan tepi yang tajam. Lapisan atmosfer yang terlihat disebut fotosfer. Tepi yang kontras ini bukan merupakan batas atmosfer matahari, karena di atas lapisan atmosfer yang terlihat disebut fotosfer. Tepi yang kontras ini bukan merupakan batas atmofer matahari, karena di atas lapisan fotosfer masih terdapat lapisan-lapisan lainnya, yaitu lapisan kromosfer dan korona yang tidak terlihat kenampakan piringan matahari dengan kontras yang tinggi disebabkan kerapatan atom-atom yang turun sangat tajam secara eksponensial menuju ke arah ruang antar planet. Keindahan korona matahari hanya terlihat jika lapisan fotosfer dapat ditutupi secara alami ataupun buatan. Momen gerhana matahari total. Saat bulan menutupi fotosfer matahari, adalah waktu yang tepat untuk mempelajari struktur dandinamika korona matahari. Peralatan khusus konoragraph dipakai untuk meneliti lapisan korona yaitu dengan menutupi fostosfer terlihat melalui filter khusus yang bekerja pada panjang gelombang tertentu[filter monokrokmatik], misalkan filter Hα pada panjang gelombang sekitar 6563 Ǻ [Angstrom] atau Ca11pada gelombang sekitar 3934 Ǻ. Kenampakan dengan filter Hα antara lain filamen atau prominens. Gambar 1.2 menunjukkan matahari yang terlihat dalam riak panjang gelombang ultra ungu. Riak panjang gelombang tersebut merepresentasikan lapisan korona yang panas. Daerah active [active region] mencerminkan daerah dimana terdapat bintik matahari.


Kenampakan aktivitas matahari sangat komplek dan saling berkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Misalkan kenampakan bintik matahari di fotosfer akan berkaitan dengan struktur di lapisan kromosfe maupun korona, meskipun bintik matahari itu sendiri tidak terlihat.

Secara geometri, lapisan fotosfer merupakan lapisan tipis dengan tebal 500 km dan tamperatur 6000 k. sedangkan kromosfer terletak antara ketinggian 500-2000 km dengan temperatur 10.000 k dan korona menjulang sampai ketinggian itu, wajar jika atom paling sedikit kehilangan satu elektronya atau gas dalam keadaan terionasasi.keadaan teironasasi sangat memudahkan arus listrik mengalir. Terlihat di sini bahwa untuk terlihat sifat-sifat fisika dan kimia tiap lapisan atmosfer diperlukan peralatan yang khusus dan sesuai dengan karakteristik atmosfer tersebut. Informasi yang diperoleh bergantung terhadap panjang gelombang, temperatur sertakomposisi kimia tiap struktur dalam setiap lapisan atmosfer.

Dalam riak panjang gelombang tampak atau riak penglihatan mata manusia bekerja, pada piringan matahari sering terlihat bintik-bintik berwarna hitam yang disebut bintik matahari. Peningkatan aktifitas matahari salah satunya ditandai dengan semakin banyaknya bintik matahari terlihat muncul di permukaan. Seperti halnya semua fenomena di alam semesta yang berubah secara dinamis, semua bentuk aktifitas matahari, seperti bintik matahari, juga berubah secara temporal dan spasial, dalam periode detik sampai puluhan tahun dengan berbagai ukuran dari kilometer sampai ratusan tahun sampai ratusan ribu kilometer. Bintik matahari selain berevolusi, yaitu muncul dan hilang di permukaan, juga membesar mengecil dan bergerak dari hari ke hari..

Baca selengkapnya......

Sabtu, 20 Juni 2009

Sejarah Cincin Tata Surya

Cincin tidak hanya dimiliki manusia di bumi untuk dikenakan, planet-planet dalam Tata Surya pun ada yang mengenakan cincin yang eksotis. Yang paling terkenal adalah Saturnus. Tapi jangan salah, Saturnus bukan satu-satunya planet yang punya cincin. Masih ada Jupiter, Uranus dan Neptunus. Keempat planet gas raksasa di Tata Surya ini dikelilingi oleh cincin yang unik.

Cincin di planet, pertama kali ditemukan oleh Galileo pada tahun 1610 saat ia mengamati Saturnus. Saat itu ia meyakini ada dua buah bulan raksasa yang mengorbit planet cantik tersebut. Tapi yang menarik bulan itu tampaknya tetap terhadap si planet sangat berbeda dengan ke-4 satelit Jupiter yang ia amati sebelumnya. Tahun 1612, saat melakukan pengamatan Saturnus Galileo malah menemukan kalau kedua bulan itu hilang. Sejak itu ada banyak penjelasan mengapa kedua bulan itu bisa bertumbuh, mengecil, bahkan menghilang setiap 15 tahun.









Yatelit-satelit yupiter


Di Tahun 1656 misteri dua bulan ini pun terungkap. Christian Huygens, seorang astronom asal Belanda berhasil mendapatkan penjelasan yang tepat untuk kasus Saturnus tersebut. Menurut Huygens, keanehan yang terlihat di Saturnus merupakan penampakan dari piringan materi yang berada di sekeliling bidang ekuatorial Saturnus. Piringan mirip cincin tersebut tampak muncul dan kemudian menghilang saat Bumi melewati bidang piringan. Dan selama lebih dari 3 abad berikutnya, Saturnus menjadi satu-satunya planet yang diketahui memiliki cincin. Meskipun cincinnya cukup luas namun sebagian kecil struktur dalam sistem cincin Saturnus bisa dideteksi dari Bumi.












struktur cincin uranus


Namun ternyata, cincin tak hanya dimiliki oleh planet. Satelit pun bisa memilikinya. Tahun 2005, saat Cassini melakukan fly-by, ia berhasil menemukan cincin di salah satu satelit Saturnus, yakni Rhea. Tidak mengherankan karena Saturnus beserta satelit-satelitnya memang bisa digambarkan sebagai representasi Tata Surya mini di dalam tata Surya kita.

Pada akhirnya kita bisa mengetahui struktur dan kondisi di setiap cincin. Sesuatu yang mungkin jadi misteri di masa berabad-abad lampau.

Baca selengkapnya......

Planet X Bukan Planet Nibiru

Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari di balik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”. Tetapi, mengapa kita harus cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X kan tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?

Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.

Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah objek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi, sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini adalah penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.

Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal. Paper mereka menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.

Kuiper Belt Objects (KBOs)


Sedna, salah satu objek di Sabuk Kuipert. Kredit : NASA
Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar objek-objek batuan dan metalik. Objek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui, Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit objek Sabuk Kuiper yang telah dapat diamati di balik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Objek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai, dan telah mereka perhitungkan keberadaannya.

Para peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah objek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Objek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian objek Sabuk Kuiper dan objek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.


Objek-objek trans Neptunian. Kredit : NASA
Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari objek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk objek Sabuk Kuiper yang besar, atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari objek-objek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.

“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” – Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.

Planet X Tidaklah Menakutkan
Jadi, dari mana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976, sebuah buku kontroversial berjudul The Twelfth Planet atau Planet Kedua belas ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6.000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapiens sebagai budak mereka.

Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detail jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari suatu tulisan kuno berusia 6.000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesis Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?

Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesis kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis tersebut, sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.

Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.

Baca selengkapnya......
Extraordinary © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute